Senin, 10 Januari 2011

Konsep Pemberian Makan Pada Bayi

1. TRAINING

Makan pada anak bukan sekedar memberikan kalori dan nutrisi tetapi juga merupakan proses berlatih dan mengenal dunia. Berlatih menelan, berlatih mengenal rasa.
Usahakan anak makan tidak digendong-gendong sambil pengasuhnya berjalan-jalan. Latih makan di tempat makan sehingga dia akan mengerti bila saatnya makan tiba, dia harus duduk/didudukkan.
Jangan biasakan makan sambil menonton TV


2. ENTERTAINING

Seyogyanya makan merupakan moment yang menyenangkan oleh karena itu – jangan ada unsur pemaksaan (dicekok).
Kalau anak sudah bisa duduk tegak dengan dibantu ditopang, dudukkan di kursi bayi (high chair) setiap malam untuk menikmati suasana makan malam bersama orang tuanya. Bukan untuk benar-benar makan tetapi tetap berikan piring dan sendok. Sehingga kalau dia besar nanti dia akan senantiasa merindukan suasana kebersamaan pada saat makan malam
Masak makanan jangan sekaligus, di tempat terpisah. Demikian juga piringnya berkotak-kotak agar ada tempat khusus untuk karbohidrat-protein, untuk sayur, dan untuk kuah.


3. VARIETY

Makanan harus bervariasi.
Biasakan membuat menu harian untuk satu minggu.
Yang harus diperhatikan – komposisi makanan itu harus 4 sehat lima sempurna – jenisnya bervariasi selama memenuhi komposisi tersebut.


4. HEALTHY

Makanan yang mengandung semua komposisi yang dibutuhkan bayi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral).
Upayakan makanan buatan sendiri sehingga senantiasa segar tanpa pengawet dan tanpa pemberi rasa artificial/kimiawi.
Pada saat memberikan sayur, jangan dicampur dengan makanan lainnya sehingga anak sejak dini sudah mengenal rasa sayur. Sayur adalah makanan sehat dan banyak anak Indonesia tidak suka makan sayur. Hal ini sangat disayangkan. Oleh karena itu penting memperkenalkan sayur sejak dini.
Hindarkan pemakaian garam kalau bisa sampai usia 1 tahun. Bayi juga jangan dibiasakan makan makanan yang manis/gula.
Usia 6 bulan makanan lembut tetapi sesudah itu berangsur-angsur menjadi kasar.
Usia 1 tahun sudah dapat mengkonsumsi makanan kita.
Jangan berikan snack karena dapart mengurangi nafsu makan saat makan besar. Kalaupun akan memberikan snack – berikan yang sehat (buah, sayur mis timun, labu siam kukus, wortel)
Setiap memperkenalkan makanan baru, satu saja jangan diberikan lebih dari satu makanan baru dalam 1 hari. Kalau bayi mengalami reaksi alergi kita bisa mengetahui dengan pasti terhadap apa dia alergi.


5. JADWAL

Makan 3 kali sehari, pagi – siang – malam/sore.
Pagi makanan setengah berat (bubur susu, oat meal, roti, biskuit)
Siang buah padat dicampur susu (alpukat, apel kukus, pear kukus, labu kuning/pumpkin kukus)
Sore – makan berat. Kentang kukus dengan susu dan parutan keju (mashed potato), ubi kukus dihaluskan tambah susu, jagung sisir kukus tambah susu dan keju, nasi (tim)
Selingan satu kali (pagi atau sesudah makan siang) air buah


6. JENIS MAKANAN BERDASARKAN KOMPOSISI MAKANAN SEHAT

KARBOHIDRAT
6 bulan: tepung beras, tepung maizena, biskuit,
Berangsur-angsur minggu per minggu : kentang, ubi merah, jagung, makaroni, roti, oat meal, nasi (bubur atau tim)
Cara masak:
tepung dimasak dengan air sampai matang baru masukkan susu (formula atau ASI)
Kentang, ubi, jagung manis disisir, dikukus. Haluskan, campurkan susu, tambahkan parutan keju
Roti tambaah susu, blender
Oat meal dimasak dengan air sampai lembut. Matikan api masukkan susu

PROTEIN – LEMAK
6-8 BULAN: Susu, yoghurt, kuning telur (ambil setelah telur direbus), keju
parut, kacang merah, kacang hijau, tempe, tahu, ayam cincang (tanpa kulit),
daging cincang (pilih daging tanpa lemak, cincang sendiri), ati
9 BULAN: ikan
Cara masak:
Yoghurt dimakan dengan buah
Ayam/daging dan tahu tempe dimasak bersama makaroni atau dikukus,
campurkan dengan kentang, jagung
Makan disertai sup. Buat sup bening biasa (ayam/daging), sup krim jagung,
sup kacang merah/hijau, blender, campur susu.

VITAMIN - MINERAL
BUAH: pisang, jeruk, pepaya, pear, apel, melon, semangka, mangga, alpukat
SAYUR:
6 Bulan: kacang polong, wortel, brokoli, bayam, labu siam, kangkung, buncis,
kembang kol, sawi hijau
Cara masak:
Pear, apel, dikukus
Sayur dikukus, dihancurkan, atau di blender


7. MAKANAN PADA KONDISI KHUSUS

Diare: makanan tanpa sayur (tanpa serat) 2-3 hari
Muntah: makanan volume lebih sedikit tetapi lebih sering. Kalau perlu susu diencerkan sedikit (supaya tidak mual)
Panas dan pasien tak mau minum atau seriawan: susu agak diencerkan, air buah, jus buah agak kental buat sebagai es batu.
Kalau di atas 6 bulan, bubur kacang hijau dengan susu, blender, buat es. Fruit milk shake – buah dengan es krim vanilla dan susu, diblender (kalori besar, sama dengan satu mangkok nasi). Puding dingin dengan susu dan telur kuning.


CONTOH MENU

Minggu awal saat usia 6 bulan: tepung beras, alpukat, biskuit bubur tepung susu ini bisa diberi rasda dengan menambahkan buah atau keju parut labu kuning, apel, tepung maizena, dst, dst
Usia 6 bl minggu berikutnya : oat meal, buah, kentang, kentang, buah, nasi tim (sayur jangan dicampur) ubi, buah, makaroni dst dst


sumber : dunia maya

Jumat, 24 Desember 2010

Menarik Minat Bayi Untuk Membaca

Di era komputer dan televisi sekarang, kemampuan membaca masih merupakan faktor penting dalam tahap awal anak masuk sekolah. Membantu anak mengenal huruf dan kata akan memudahkan dirinya cepat menagkap pelajaran di sekolah. Hal ini dikemukan oleh doktor ahli pendidikan Amerika. Dr. Roy Owen pada pameran buku anak-anak, Babies Need Books, di Singapur baru-baru ini.

Selesai pameran, sekitar 5 ribu anak dan ibunya datang ke rumah sakit yang mengadakan program NRM tersebut. Kepada para ibu dibagikan buku Poldy’s friend dari Early World of Learning. Sebuah buku bergambar dan berwarna cerah yang berisi tentang seluruh kegiatan kehidupan dalam keluarga. Dan ibu diharuskan menjelaskan pada anak tentang isi buku disamping memberikan buku tersebut untuk dipegang dan dibukanya.

Jangan khawatir bila anak Anda tampak tak berminat, di bawah ini akan dituturkan teknik-teknik menarik minat mereka.


Ciptakan daya tarik mereka


Baca buku tersebut dengan suara keras dan lakukan secara teratur. Semakin sering Anda membaca, rasa tertarik anak lebih cepat tercipta. Buat membaca sebagai kegiatan rutin pada keluarga Anda. Bawa mereka ke perpustakaan dan katakan mereka ikut menjadi anggota perpustakaan. Buatlah perpustakaan mini di ruang keluarga dengan buku-buku bacaan yang mendidik.


Berilah contoh


Berilah anak Anda contoh bahwa orang tua mereka juga suka membaca. Dan lakukanlah di satu tempat (ruang keluarga/perpustakaan mini), meskipun Anda hanya membaca koran/majalah/resep masakan. Usahakan sesering mungkin mengatakan pada anak bahwa membaca suatu kegiatan yang menyenangkan.


Ciptakan suasana baca dengan pengenalan abjad


Abjad atau huruf adalah faktor penting dalam membaca. Anak akan tertarik untuk membaca jika tahu huruf dan lafal mana yang harus ia ucapkan. Tugas orang tua-lah memperkenalkan pada mereka huruf-huruf tersebut. Satu huruf mewakili inisial suatu benda yang telah ia kenal dengan baik. Ajak mereka untuk ikut melafalkannya.


Lakukan dengan penuh kesabaran


Sebagai orang tua, jangan terlalu memaksa anak untuk membaca, salah-salah mereka berbalik akan membencinya. Yakinlah bahwa ia sudah cukup umur untuk belajar membaca. Jika saatnya tiba, mereka justru akan mengejutkan Anda dengan kemampuan membaca mereka.


Kesulitan


Sulit bagi anak untuk mengenali sebuah kata yang panjang. Juga untuk huruf “r”. Untuk kata yang panjang Anda harus mengucapkannya berulang-ulang sehingga lewat pendengarannya anak dapat mengucapkan kata itu dengan baik. Jika anak tidak bisa/sulit mengucapkan “r” jangan sekali-kali mengikuti gaya ucapannya yang biasanya berubah jadi huruf “l”. Karena bila Anda melakukannya maka ia selamanya menganggap cara pengucapannya benar.


Metode


Bila Anda tak sempat membeli buku, Anda dapat menggunakn ‘kartu pengingat’ (kartu kecil berisikan/bertuliskan huruf/kata/gambar). Cara ini lebih mudah dari pada harus membaca buku.

Namun cara mengajar lebih penting dari pada alat bantu tersebut.

Tahap awal mengajarkan anak, Anda harus membangkitkan kepercayaan diri anak bahwa ia akan berhasil dengan baik. Jangan sekali-kali Anda memakai perbandingan dengan orang lain yang lebih pintar dari anak Anda. Itu akan membuat dirinya merasa tak mampu.


Apa yang sebaiknya ia baca?


Apakah anak Anda senang mendenagr cerita sebelum tidur? Bacakanlah. Dan usahakan cerita yang Anda baca berganti-ganti ceritanya. Biasanya anak-anak suka sekali akan cerita berseri. Pada saat Anda membaca usahakan anak tertarik untuk ikut membacanya. Hal itu akan membuat anak menyadari bagaimana menyenangkannya membaca buku. Jangan manjakan anak dengan bacaan komik. Anda boleh memberikannya tapi jangan terlalu banyak, Anda harus menyadarkan bahwa banyak buku bagus yang baik ia baca.


Bangkitkan imajinasinya


Tanyalah anak Anda tentang cerita tersebut setelah Anda membacanya. Dan buatlah ia menceritakan kembali jalan cerita bacaan tersebut. Penulis yang baik biasanya seorang pendengar yang baik. Jadi, ajaklah anak Anda untuk menuliskan jalan cerita tersebut dengan kata-katanya sendiri. Minta dia untuk mendiktekan jalan cerita tersebut pada Anda. Tulislah dan ajak ia mengilustrasikannya. Simpan tulisan tersebut bersama koleksi-koleksi buku bacaannya. Mereka pasti membaca lagi tulisan tersebut.

sumber : TST/Ningsih; Suara Karya, Jum’at, 4 September 1992

Kamis, 23 Desember 2010

Bayi pun Sudah ‘Gaul'


Belajar menyadari bahwa terdapa ‘dunia lain’ selain ‘dunia di dalam rumahnya’, dapat mengasah kemampuan sosial bayi (social skill).


Pada saat pertama kali Nayla (23 tahun) mendengar tangisan Reiza (10 hari), ibu muda yang juga masih berstatus mahasiswa fakultas ekonomi sebuah perguruan tinggi swasta itu merasa bahagia. “Setelah sembilan bulan dalam kandungan, akhirnya aku bisa mendengar suara bayiku,” katanya dalam hati kala itu. Tiga hari kemudian, tiba saatnya Nayla membawa Reiza pulang ke rumah. Dan, seminggu kemudian, ibu maupun mertuanya yang sama-sama tinggal di luar kota pun pamit meninggalkan keluarga baru itu. Tinggalah Nayla, Tommy (25 tahun), suaminya, dan si kecil Reiza. Pada malam harinya, pasangan muda itu mulai disibukkan dengan tangisan Reiza. “Aku tidak tahu kenapa dia menangis. Kadang-kadang, popoknya kering, sudah diberi ASI, dan suhu badannya normal, tapi menangis juga,” kata Nayla kebingungan.

Kebingungan Nayla sebenarnya bukan hal yang aneh. Selain masih muda, ini juga pengalaman pertamanya menjadi seorang ibu, apalagi ia harus merawat si kecil, Reiza sendiri, tanpa bantuan ibu/mertua atau bahkan pengasuh. Tentu saja, dibutuhkan kesabaran, untuk beradaptasi. Apalagi, menghadapi bayi mungil yang belum bisa bicara. Lantas, bagaimana caranya untuk saling berkomunikasi, ya? Nah, menurut Barbara P. Homeier, MD sejak kelahirannya, bayi sebenarnya sudah mulai berkomunikasi. Caranya, melalui tangisan-tangisannya. “Pada awal kelahiran, tangisan bayi seperti ‘bahasa asing’ bagi Anda. Tetapi, seiring waktu, Anda akan pandai menemukan ‘jawaban’ terhadap makna di balik ‘bahasanya’, dan membuat Anda mampu memenuhi kebutuhannya,” katanya dalam kidshealth.org.

Demikian pula Anda, sebagai seorang ibu, sebenarnya sudah mulai berkomunikasi dengan si kecil dengan berbagai cara. “Sesaat setelah lahir, Anda akan ‘memperkenalkan’ bayi cara Anda berkomunikasi dengannya. Misalnya, dengan menyentuh, memeluk, dll. Bayi akan mempelajari bahasa Anda, sebagaimana Anda mempelajari bahasanya,” kata dokter dari Alfred I. DuPont Hospital for Children, Wilmington itu.


Dia tahu siapa ibunya

Menurut dr. H.M. Nana Karnaen, SpA, dokter spesialis anak, Brawijaya Women and Children Hospital, sebenarnya sejak bayi, anak sudah tahu siapa ibunya. Apalagi, jika Anda memberikan kepadanya ASI Eksklusif. Secara naluriah, si kecil dapat ‘membaui’ tubuh ibunya, dan bisa menyadari kehadiran ibunya. Termasuk, jika sang ibu tidak ada. Itulah kenapa, kadang-kadang bayi menangis, meski popoknya dalam keadaan kering dan perutnya dalam keadaan kenyang. Terkadang, ia hanya memastikan bahwa ibunya ada di dekatnya. Pasalnya, meski belum bisa berbicara, ia dapat mendengar suara orang di sekitarnya, termasuk suara ibunya. Nah, jika ia merasa tidak mencium aroma tubuh Anda, dan tidak mendengar suara Anda, itulah yang mungkin membuatnya merasa tidak aman, lalu menangis ‘mencari’ Anda.


Ajak ia ‘bergaul’

Meski belum bisa berbicara, bukan berarti Anda tidak perlu membiasakan diri berkomunikasi dengan buah hati Anda. Pasalnya, bayi, sejak lahir sebenarnya sudah mampu ‘bergaul’ dengan orang-orang terdekatnya, terutama ibunya. Artinya, dengan segala keterbatasannya, si kecil sudah dapat diajak berinteraksi.

Alasannya, menurut dr. Caroline Mulawi, SpA, dokter spesialis anak, RS Omni Medical Center, Pulomas, ikatan emosional Anda dan si kecil sudah terjalin sejak ia masih dalam kandungan. Nah, ikatan emosional inilah yang memungkinkan Anda dan si kecil memiliki ‘akses’ untuk saling berinteraksi, saling mengerti, dan memahami satu sama lain, meski dengan 2 ‘bahasa’ yang berbeda.

Untuk itu sangat penting bagi Anda untuk sesering mungkin mengajak si kecil berinteraksi. Ajak dia bicara di setiap ada kesempatan. Misalnya, saa mengganti popok, saat memandikannya, saat menyusuinya, dll. “Kegiatan seperti itu dapat menimbulkan interaksi sosial ibu-anak, dan interaksi tersebut dapat menimbulkan rasa aman dalam diri anak,” papar dr. Caroline, dalam materi presentasinya yang bertajuk Mother Infant Bonding. Interaksi sosial tersebut, bisa membuat anak enak makan (menyusui), nyenyak tidur, mudah buang air besar, dll. Tentu saja, si kecil juga jadi cenderung tidak rewel/sering menangis.


Mengenal orang-orang terdekatnya

Menurut dr. Nana, saat bayi berusia 5-6 bulan ia sudah lebih pandai mengenali orang-orang terdekatnya. Tidak hanya mengenal ibu dan ayahnya, si kecil pun sudah tahu siapa saja orang-orang yang tinggal bersamanya. Itulah mengapa, jika ada orang lain yang asing baginya tiba-tiba ada di rumah, apalagi langsung menggendongnya, umumnya, ia akan bereaksi dengan cara menangis. Untuk itu, jika ada kerabat yang datang mengunjungi rumah Anda, pastikan untuk tidak meninggalkan si kecil dengannya. Dampingi buah hati Anda, agar rasa amannya tidak terusik.


Belajar mengenal dunia luar

Selain belajar mengenal orang tua, dan oarng-orang terdekatnya, si kecil boleh saja diajak untuk mengenal ‘dunia luar’. Asalkan secara bertahap. “Misalnya, pada usia 2 minggu diajak ke teras rumah. Lalu, saat usianya bertambah diajak jalan-jalan di lingkungan komplek perumahan tempat tinggal, lama-lama (usia 2 bulan ke atas) mulai boleh diajak berpergian ke tempat lain, misalnya ke mal,” kata dr. Nana. Di samping dapat membuatnya belajar bahwa terdapat ‘dunia lain’ selain ‘dunia di dalam rumahnya’, juga dapat mengasah kemampuan sosialnya (social skill). Ini berguna terutama pada masa yang akan dating. *PG



Saat Tepat Membuat Si Kecil ’Gaul’

Sebelum mengajak si kecil berpergian dan berinteraksi dengan ‘dunia luar’, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa hal, seperti:
1.       Usia bayi. Jangan paksakan keinginan Anda untuk membawanya berpergian, jika secara usia kondisi fisiknya belum memungkinkan. 
2.       Bayi sehat. Pastikan ketika akan mengajaknya berinteraksi dengan lingkungan luar, ia dalam keadaan sehat.
3.       Jangan terlalu lama. Perhatikan waktu yang Anda gunakan untuk membawa si kecil ‘ke luar’ rumah. Jangan sampai terlalu lama. Selain bisa membuat anak bosan dan menjadi rewel, dikhawatirkan bisa membuatnya sakit. Pasalnya, di tempat umum, seperti mal, terdapat berbagai macam orang asing, bisa saja satu atau beberapa di antaranya sedang sakit. Bila terlalu lama, di tempat seperti ini bisa saja secara tidak sengaja membuat bayi tertular.
4.       Perhatikan cuaca. Jika, memang sedang hujan, mendung, berangin, panas terik, atau sudah larut malam, sebaiknya jangan paksakan membawa si kecil berpergian.


sumber :
Parents guide, Vol. VI, No. 2, November 2007, Hal. 88 & 90

Rabu, 03 November 2010

Agar Anak Suka Membaca

Assalamu'alaykum wr wb...

Salam hangat untuk bunda-bunda tercinta dan juga calon bunda masa depan yang tersayang...

Tanpa bermaksud menggurui, saya seorang lajang tentunya, bermaksud untuk berbagi ilmu. Ilmu ini tentu saja belum pernah saya praktikan -belum diberi kesempatan-, tapi saya dapat dari hasil obrolan dengan beberapa orang yang sudah mengalaminya. Semoga bagi yang belum tau akan bermanfaat dan bagi yang sudah tau semoga dapat menyempurnakan ilmu ini.

Tentu sebagai seorang bunda, kita berharap agar anak kita memiliki kegemaran yang baik dan bermanfaat. Membaca, insha Allah, adalah salah satu kegemaran yang baik dan bermanfaat itu. Jika dibandingkan televisi yang lebih banyak mudharatnya. Dan jika anak gemar membaca, biasanya tidak gemar menonton tv.

Hal yang bisa dilakukan jika sejak anak sudah dilahirkan adalah menaruh buku dan gambar-gambar yang menarik di sekitar tempat tidur atau boks bayi anda. Taruh buku dimanapun anak anda dapat berada. Hal ini, akan menarik perhatian anak anda. Jangan lupa bacakan cerita, meskipun bayi belum paham apa yang bunda bacakan. Setiap hari, meskipun hanya 30 menit, itu lebih baik.

Selamat mencoba duluan bunda... :D

Kritik dan sarannya ditunggu... Semoga bermanfaat.

Wa'alaykumsalam wr wb